Makalah KIMIA (Dampak negatif penggunaan BBM)

MAKALAH KIMIA

JUDUL             : DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN BBM
KELAS             :
KELOMPOK   :
ANGGOTA      :


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya serta shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN BBM”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran kimia di MAN KAPUAS.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1.      Bapak SRIYADI M.Pd Selaku Kepala Sekolah MAN KAPUAS
2.      Bapak ISTANTO M.Pd Selaku Guru pengampu kimia, serta
3.      Rekan-rekan semua kelas XI IPA 2 MAN KAPUAS
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

DAFTAR ISI



COVER JUDUL.............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...........................................................................................,...................... iii

BAB     I    PENDAHULUAN............................................................................................ 1

          1.1.Latar Belakang............................................................................................... 1

         1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

          1.3.Tujuan Penulisan........................................................................................... 2

          1.4.Manfa’at........................................................................................................ 2

BAB    II   TEORI DASAR.................................................................................................. 3

           2.1. Pembentukan Minyak Bumi / Bahan Bakar Minyak (BBM)................... 3

           2.2.Komposisi Minyak Bumi................................................................................ 4

           2.3. Pengolahan Minyak Bumi............................................................................. 5
        
           2.4 Bensin............................................................................................................ 6
          

BAB    III   PEMBAHASAN................................................................................................ 7
            3.1 Dampak Bahan Bakar Terhadap Lingkungan....................................................... 7
BAB    IV PENUTUP......................................................................................................... 13

4.1 KESIMPULAN............................................................................................................ 13

4.2 SARAN...................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN


1.1        Latar belakang
   
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ
Artinya: “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian, kemudian Dia berkehendak (beristiwa) menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.” (al-Baqarah: 29)

Sebagai mana Firman ALLAH SWT. Didalam surah tersebut, sungguh Maha Kuasanya Allah yang telah menciptakan segala yang ada dan yang terjadi dibumi ini agar hamba-hambanya, untuk senantiasa beramal shalih dan selalu beribadah kepada-NYA. Sungguh pantaslah hamba-hamba-NYA untuk selalu bersyukur kepada-NYA, dan terpujilah hamba-hambanya untuk selalu ingin tahu, mempelajari dan mengetahui akan kuasa-NYA, apa sajakah yang dimaksud dengan “...segala yang ada dibumi...”. Didalam makalah ini penulis akan membahas betapa keagungan dan kekuasaannya Allah dalam ciptaannya yang bahkan mengingat mungkin ini hanyalah sebagian kecil dengan segala yang ada didunia ini, namun dari hal kecil lah yang akan membawa kehal yang besar. Apa itu? yaitu Minyak Bumi.

Apa itu Mnyak Bumi? Apa itu BBM? BBM adalah singkatan dari Bahan Bakar Minyak. Pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas alam) dapat menyebabkan masalah pencemaran lingkunagan, khususnya pencemaran udara. Seperti yang terjadi di kota-kota besar dan padat penduduk. Agar lebih memahami manfaat pemakaian bahan bakar fosil dan dampak yang mungkin terjadi, akan dibahas berbagai pencemaran udara, efek rumah kaca dan hujan asam.
Minyak bumi merupakan bahan bakar utama yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable energy sources), karena didapat dari fosil-fosil organisme yang membutuhkan waktu berjuta-juta tahun. Oleh karena itu, kita harus menggunakannya seefisien mungkin. Hasil pembakaran bahan bakar yang berasal dari minyak bumi menimbulkan banyak masalah terhadap lingkungan. Berikut ini beberapa dampak dari proses pemakaran :
a)      Terjadinya Green House Effect, yaitu peningkatan suhu di permukaan bumi akibat terlalu banyak CO2 di atmosfer hasil pembakaran minyak bumi.
b)      Adanya gas karbon monoksida yang sangat berbahya bagi manusia, karena gas ini lebih mudah teikat oleh hemoglobin daripada gas oksigen. Gas karbon monoksida dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna.
c)      Terjadi hujan asam, akibat hasil pembakaran minyak bumi berupa belerang menjadi SO2 dan SO3.
d)      Timbulnya oksida-oksida nitrogen, akibat suhu tinggi dari  proses pembakaran sehingga gas nitrogen di udar teroksidasi menjadi NO dan NO2 yang merusak klorofil pada daun.
e)      Timbulnya “Kabut Asap ”atau “Smog” yang berwarna coklat.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan akibat pembakaran bahan bakar yang  berasal dari minyak bumi, saat ini sedang dikembangkan solar cell, yaitu bahan bakar yang menggunakan energy sinar matahari. Penggunaan solar cell  ini masih  terbatas pada kalkulator dan pemanas air (solar wather heater), sedangkan penggunaannya untuk mesin-mesin mobil dalam taraf percobaan.
2.2 rumusan masalah
      1. sebutkan dampak-dampak pembakaran bahan bakar!
      2. sebutkan dampak–dambak bahan bakar terhadap lingkungan!
      3. sebutkan polusi udara akibat pembakaran bahan fosil!
      4. sebutkan dampak pembakaran  bahan bakar terhadap lingkungan!
2.3 tujuan
      1. meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada ALLAH SWT.
      2. mengetahui keagungan Allah melalui ciptaanNYA
      3. semakin tertarik untuk selalu mengenal Allah.SWT dengan mempelajari melewati ciptaanNYA
      4.mengetahui dampak-dampak pembakaran bahan bakar
      5. mengetahui dampak-dampak bahan bakar terhadap lingkungan
      6. mengetahui polusi udara akibat pembakaran bahan fosil
      7. mengetahui dampak pembakaran bahan bakar terhadap kesehatan
2.4 manfaat
      Manfaat dari penulisan dampak pembakaran bahan bakar adalah kita dapat mengetahui dampak yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar contohnya dampaknya terhadap lingkungan, kesehatan, perairan dan lain-lain.


BAB II
DASAR TEORI


Pembentukan Minyak Bumi / Bahan Bakar Minyak (BBM)
Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan tiga teori, yaitu:
Teori Dalam Al-Qur’an
         Pembentukan minyak bumi dari bahan organik ini ternyata telah disebutkan di dalam Al-Quran dalam surat Al-A’la ayat 4 dan 5. Al-Quran memberikan isyarat tentang proses terbentuknya minyak bumi. Sebagaimana Kalam ALLAH SWT. Dalam Firmannya,

سَبِّحِاسْمَرَبِّكَالْأَعْلَى﴿١﴾الَّذِيخَلَقَفَسَوَّى﴿٢﴾وَالَّذِيقَدَّرَفَهَدَى﴿٣﴾وَالَّذِيأَخْرَجَالْمَرْعَى﴿٤﴾فَجَعَلَهُغُثَاءأَحْوَى﴿٥﴾
Artinya: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi, yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk, dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman.” (Q.S. AL A’la : 1-5)
          QS Al-A’la [87:5] tersebut terdapat kata (غُثَاءًGhutsaa-an, menurut Lane (1984) didalam Arabic-English Lane's Lexicon Ghutsaa-an berarti  "kumpulan dari partikel-partikel sampah atau daun yang sudah busuk dan bercampur dengan sampah,” sedangkan menurut tafsir Depag RI (2009) (غُثَاءًGhutsaa-an “bersifat seperti buih yaitu menindihnya sesuatu pada sesuatu yang lain.” (أَحْوَىAhwa berarti gelap atau hitam kehijauan. Apabila dihubungkan dengan ayat sebelumnya yaitu QS Al-A’la [87:4] menunjukkan bahwa Allah yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu rumput-rumputan bercampur dengan daun dan sampah yang busuk. Sisa-sisa dari rerumputan yang bercampur daun dan sampah yang busuk tersebut kemudian mengendap didasar bumi dan lama kelamaan tertutup lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh dari tekanan lapisan diatasnya. Sementara dengan meningkatnya suhu dan tekanan, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Minyak bumi yang terbentuk berwarna hitam gelap kehijauan. Hal ini sesuai, menurut  pertamina bahwa minyak bumi berwarna hitam gelap kehijauan dan mudah terbakar.
Teori Anorganik
          Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
Teori Organik
          Teori Organik dikemukakan oleh Engker (1911) yang menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik (mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.

Komposisi Minyak Bumi
Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
Hidrokarbon Jenuh (alkana)
  • Dikenal dengan alkana atau parafin
  • Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak), sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
  • Senyawa penyusun diantaranya:
  1. Metana CH4
  2. etana CH3 CH3
  3. propana CH3 CH2 CH3
  4. butana CH3 (CH2)2 CH3
  5. n-heptana CH3 (CH2)5 CH3
  6. iso oktana CH3 – C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2
Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
  • Dikenal dengan alkena
  • Keberadaannya hanya sedikit
  • Senyawa penyusunnya:
  1. Etena, CH2 CH2
  2. Propena, CH2 CH CH3
  3. Butena, CH2 CH CH2 CH3
Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
  • Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
  • Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
  • Senyawa penyusunnya :
  1. Siklopropana                   3.     Siklopentana
               
  1. Siklobutana                  4.    Siklopheksana
                  
Hidrokarbon aromatik
  • Dikenal sebagai seri aromatik
  • Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
  • Senyawa penyusunannya:
  1. Naftalena                             3.    Benzena
             
  1. Antrasena                                      4.     Toluena
           
Senyawa Lain
  • Keberadaannya sangat sedikit sekali
  • Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali)
Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah (Crude oil) yang peroleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang pemanfaatannya harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi di Indonesia, terdapat di pantai utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), Sumatra (Aceh, Riau), Kalimantan (Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua). Pengolahan minyak bumi melalui dua tahapan, diantaranya:
Pengolahan pertama,
Pada tahapan ini dilakukan “distilasi bertingkat memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut sangkup gelembung.
Pengolahan kedua,
Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan proses sebagai berikut:
  1. Perengkahan (cracking)
  2. Ekstrasi
  3. Kristalisasi
  4. Pembersihan dari kontaminasi
Bensin
Komposisi bensin terdiri dari n – heptana dan iso oktana, yaitu:
Zat Aditif Bensin
Tetra Ethyl Leat (TEL)
  • Rumus molekul Pb (C2H5)4
  • Rumus struktur
Ethyl Tertier Butil Eter (ETBE)
  • Rumus molekul CH3 O C(CH3)3Tersier Amil Metil Eter (TAME)
  • Rumus molekul CH3 O C(CH3)2 C2H5Metir Tersier Buthil Eter (MTBE)
  • Rumus molekul CH3 O C(CH3)3



BAB III
PEMBAHASAN


Dampak Bahan Bakar Terhadap Lingkungan
A.   Dampak Terhadap Udara dan Iklim
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).

Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
              
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).

Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.

Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.

Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.

Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.

 Selain itu, juga terdapat pencemar butiran. Pencemar butiran yang paling mencolok adalah asap dari butiran karbon yang tidak terbakar. Pencemar butiran dapat mengganggu pernapasan, akibat yang ditimbulkannya bergantung pada besar butiram, sifat kimia, dan bahan pencemar yang ada di dalam butiran. Pencemar butiran juga dapat menebarkan dan menyerap sehingga dapat mengganggu pandangan. Selain merugikan, pencemar butiran  dapat bermanfaat, yaitu mendorong pembentukan awan, turunnya hujan dan memengaruhi cuaca.


B.   Dampak Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan.Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia. Jika terjadi pencemaran perairan maka akan sangat merugikan pada kehidupan manusia dan ekosistem di perairan itu sendiri.

C.   Dampak Terhadap Tanah
Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.

D.   Asap buang kendaraan bermotor
Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor banyak yang dapat menimbulkan kerugian, didntaranya adalah karbon dioksida, karbon monoksida, oksida nitrogen dan oksida belerang. Berikut ini kerugian yang ditimbulkan gas-gas tersebut:

a.                   Karbon dioksida
Karbon dioksida merupakan gas hasil pembakaran.  Misalnya pembakaran  oktana (salah satu komponen bensin) menghasilkan karbon dioksida dan air.
2C8H18 + 25O2 16è  CO2 + 18 H2O
Peningkatan kadar karbon dioksida di udara dapat mengakibatakan peningkatan suhu permukaan bumi. Gejala ini seringkali disebut dengan efek rumah kaca atau juga dikenal dengan pemanasan global. Disebut demikian karena kenaikan temperatur yang diakibatkan kenaikan karbon dioksida sama dengan kenaikan temperatur yang terjadi di dalam rumah kaca. Rumah kaca biasa digunakan untuk pembibitan tanaman di negeri beriklim dingin.
Karbon dioksida yang ada di udara dapat dilewati oleh sinar ultraviolet dan sinar tampak, tetapi menahan sinar inframerah. Akibatnya, termperatur di permukaan bumi makin panas jika kadar karbon dioksida makin tinggi. Akibat kenaikan itu juga dapat menyebebkan permukaan air laut naik sehingga pantai dapat terendam air laut.

b.                  Karbon monoksida
Karbon monoksida merupakan gas hasil pembakaran yang tidak sempurna. Pembakaran tak sempurna bahan kendaraan bermotor merupakan sumber karbon monoksida pada lingkungan. Konsentrasi gas karbon pada asap kendaraan bermotor dapat mencapai 10.000-40.000 ppm.

2C + O2 2CO (g)è 

Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan  rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan, karbon monoksida bereaksi degan hemoglobin dalam darah membentuk COHb (karboksihemoglobin). Ambang batas karbon monoksida di udara adalah 20 ppm. Jika lebih dari 100 ppm, dapat menimbulkan sakit kepala dan gangguan pernapasan. Lebih besar dari 100 ppm dapat menyebabkan kematian.

c.                   Oksida Belerang
Bahan bakar minyak bumi dan batu bara biasanya mengandung belerang. Sehingga dalam pembakarannya menghasilkan oksida-oksida belerang. Selain itu, juga dapat dihasilkan oleh industri pengolahan logam.
Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasna, akan berekasi dengan air dalam sluran pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.
Belerang dioksida yang terisap bersama udara pernapasan dapat bereaksi dengan air dalam udara pernapasan membentuk asam sulfit. Pembentukan asam sulfit dapat merusak jaringan tubuh dan menimbulkan rasa sakit. Sedangkan belerang trioksida akan membentuk asam sulfat.

d.                  Oksida nitrogen
Bahan utama oksida nitrogen yang ada di udara adalah pembakaran bahan bakar industri  dan kendaraan bermotor. Nitrogen dan oksigen bereaksi pada suhu tinggi. Reaksi itu dapat ditulis sebagai berikut:
N(g) + O 2NOè (g)

Ambang batas gas NO dan NO2 di udara adalah 0,05 ppm. NOx (campuran gas NO dan NO2) bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asap-kabut (asbut) atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan sluran pernapasan, membuat tanaman layu, serta menurunkan kualitas materi.Pembakaran pada mesin kendaraan bermotor menghasilkan senyawa hidrokarbon yang tidak terbakar. Hidrokarbon itu dapat bereaksi dengan atom oksigen yang dihasilkan oleh reaksi foto kimia. Reaksi itu menghasilkan hidrokarbon bermuatan listrik yang sangat reakftif disebut radikal hidrokarbon. Radikal hidrokarbon dapat bereaksi dengan gas NO menghasilkan gas NO2, secara berulang-ulang dan menghasilkan ozon. Selain itu, radikal juga bereaksi dengan Odan N2  menghasilkan senyawa yang lebih kompleks.

E.     Dampak terhadap lingkungan

Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem transportasi yang tidak "sustainable" dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu dampak terhadap lingkungan udara dan dampak terhadap lingkungan air.

Kualitas udara perkotaan sangat menurun akibat tingginya aktivitas transportasi. Dampak yang timbul meliputi meningkatnya konsentrasi pencemar konservatif yang meliputi: · Karbon monoksida (CO) · Oksida sulfur (SOx) · Oksida nitrogen (NOx) · Hidrokarbon (HC) · Timbal (Pb) · Ozon perkotaan (O3) · Partikulat (debu) Perubahan kualitas udara perkotaan telah diamati secara menerus di beberapa kota baik oleh Bapedalda maupun oleh BMG.

Secara tidak langsung, kegiatan transportasi akan memberikan dampak terhadap lingkungan air terutama melalui air buangan dari jalan raya. Air yang terbuang dari jalan raya, terutama terbawa oleh air hujan, akan mengandung bocoran bahan bakar dan juga larutan dari pencemar udara yang tercampur dengan air tersebut.
F.      Dampak terhadap kesehatan

Dampak terhadap kesehatan merupakan dampak lanjutan dari dampak terhadap lingkungan udara. Tingginya kadar timbal dalam udara perkotaan telah mengakibatkan tingginya kadar timbal dalam darah.
G.    Dampak terhadap ekonomi

Dampak terhadap ekonomi lebih banyak merupakan dampak turunan terutama dari adanya dampak terhadap kesehatan. Dampak terhadap ekonomi akan semakin bertambah dengan terjadinya kemacetan dan tingginya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan sehari-hari. Akibat dari tingginya kemacetan dan waktu yang dihabiskan di perjalanan, maka waktu kerja semakin menurun dan akibatnya produktivitas juga berkurang.
Polusi Udara Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil

1. Sumber Bahan Pencemaran


a. Pembakaran Tidak Sempurna
Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).
b. Pengotor dalam Bahan Bakar
Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida belerang (SO2 atau SO3).
c. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2
2.  Pengubah Katalitik

Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan gas nitrogen.
katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
gas-gas racun gas tak beracun
Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada) dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air.
Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
3. Efek Rumah Kaca
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh gas-gas rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata 15˚C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat mneyebabkan berbagai macam kerugian.
5. Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
asam karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut dalam asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen


BAB IV
PENUTUP



KESIMPULAN
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.
Produk hasil pengolahan minyak bumi antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline, kerosin, minyak solar, minyak pelumas dan residu.
Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi menurun.
Dampak dari pembakaran bahan bakar yaitu :
-         Dampak terhadap lingkungan
-         Dampak terhadap perairan
-         Dampak terhadap kesehatan
-         Dampak terhadap ekonomi
-         Dampak terhada udara dan iklim
-         Dampak terhadap  tanah


SARAN
Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya.
- Setiap pabrik harus memiliki cerobong asap yang tinggi.
- Jalan-jalan harus diperlebar untuk menghindari kemacetan.
- Sampah-sampah daur ulang dengan cara fotosintesis.
- Selalu merawat mesin-mesin kendaraan.
- tidak membakar bahan bakar sembarangan

DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond.2002.Chemistry.edisi ke-7 New York : McGraw Hill
Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai Pusaka
Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV Media Karya Putra.
Mc.Duell,Bob.1995.A level chemistry. Edisi Revisi. London:Letts Educational
Mc.Murry. john dan Robert C.Fay.1998.Chemistry Edisi ke-2. New Jersey: Prentice.Hall International
Purba Michael. 2004. Kimia Untuk SMA : Jakarta. PT Erlangga.
Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV Media Karya Putra.
Purba Michael. 2004. Kimia Untuk SMA : Jakarta. PT Erlangga


~ Jazakallah ~

~ Terima kasih ~



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lambang/Logo MAN KAPUAS (KEMENAG RI)

Makalah FISIKA (Prinsip Archimedes pada Kapal Laut) "Bagaimana kapal laut bisa mengapung ?"

Makalah BIOLOGI (Mendemonstrasikan Proses Transpor Membran)